Dadung Awuk adalah jenis kesenian yang termasuk dalam kategori drama tari dengan pola pementasan dan alat alat musik yang hampir sama dengan Srandul.
Ceritera yang dimainkan dalam Dadung Awuk adalah kisah dari seorang tokoh yang benama Dadung Awuk itu sendiri, yang terdiri dari beberapa serial, mulai dari masa mudanya sampai ia mengabdi ke kerajaan Demak dan bertemu dengan Jaka Tingkir.
Untuk mementaskan pertunjukan Dadung Awuk secara lengkap diperlukan pendukung sebanyak kurang lebih 30 orang yaitu 9 orang sebagai pemusik dan vokalis serta 21 orang sebagai pemain yang terdiri dari pria semua.
Peran wanita di sini akan dimainkan oleh pria.
Kostum yang dipakai dalam pertunjukan bersifat realis sesuai dengan tokoh yang diperankan, ditambah dengan make up yang realis pula.
Dalam membawakan ceritera, aktivitas pemain dilakukan dengan tarian, tetapi dialog yang diucapkan adalah realis, seperti pembicaraan sehari-hari.
Adapun alat-alat musik yang dipergunakan hampir sama dengan peralatan musik Srandul yaitu angklung, kendang dan terbang.
Pertunjukan biasanya dilakukan pada malam hari selama kira-kira 7 jam dan sebelum permainan dimulai terlebih dahulu ada pra-tontonan berupa tetabuhan.
Pentas yang dipergunakan dahulu berbentuk arena atau di pendapan, tetapi sekarang sudah banyak digunakan panggung.
Apabila pertunjukan dilakukan di arena halaman, alat penerangan yang dipergunakan biasanya berupa obor, namun bila pertunjukan dilakukan di panggung atau pendapa, alat penerangnya berupa petromak atau malah lampu listrik.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "Kesenian Dadung Awuk"
Posting Komentar