Tradisi Lompat Batu di Pulau Nias

Lompat batu (hombo batu) merupakan tradisi yang sangat populer pada masyarakat Nias di Kabupaten Nias Selatan. Tradisi ini telah dilakukan sejak lama dan diwariskan turun temurun oleh masyarakat di Desa Bawo Mataluo (Bukit Matahari).
Tradisi lompat batu sudah dilakukan sejak jaman para leluhur ,di mana pada jaman dahulu mereka sering berperang antar suku sehingga mereka melatih diri mereka agar kuat dan mampu menembus benteng lawan yang konon cukup tinggi untuk dilompati.
Seiring berkembangnya jaman, tradisi ini turut berubah fungsinya. Karena jaman sekarang mereka sudah tidak berperang lagi maka tradisi lompat batu digunakan bukan untuk perang lagi melainkan untuk ritual dan juga sebagai simbol budaya orang Nias. Tradisi lompat batu adalah ritus budaya untuk menentukan apakah seorang pemuda di Desa Bawo Mataluo dapat diakui sebagai pemuda yang telah dewasa atau belum. Para pemuda itu akan diakui sebagai lelaki pemberani apabila dapat melompati sebuah tumpukan batu yang dibuat sedemikian rupa yang tingginya lebih dari dua meter. Ada upacara ritual khusus sebelum para pemuda melompatinya. Sambil mengenakan pakaian adat, mereka berlari dengan menginjak batu penopang kecil terlebih dahulu untuk dapat melewati bangunan batu yang tinggi tersebut.
Sampai sekarang tradisi ini tetap eksis di tengah budaya moderen yang semakin menghimpit. Semoga saja kita dapat melestarikan budaya ini agar menjadi kebanggaan tersendiri untuk bangsa kita.

Penyu

Penyu adalah kura-kura laut. Penyu ditemukan di semua samudra di dunia. Menurut data para ilmuwan, penyu sudah ada sejak akhir zaman Jura (145 - 208 juta tahun yang lalu) atau seusia dengan dinosaurus. Pada masa itu Archelon, yang berukuran panjang badan enam meter, dan Cimochelys telah berenang di laut purba seperti penyu masa kini.
Penyu memiliki sepasang tungkai depan yang berupa kaki pendayung yang memberinya ketangkasan berenang di dalam air. Walaupun seumur hidupnya berkelana di dalam air, sesekali hewan kelompok vertebrata, kelas reptilia itu tetap harus sesekali naik ke permukaan air untuk mengambil napas. Itu karena penyu bernapas dengan paru-paru. Penyu pada umumnya bermigrasi dengan jarak yang cukup jauh dengan waktu yang tidak terlalu lama. Jarak 3.000 kilometer dapat ditempuh 58 - 73 hari.
Di dunia saat ini hanya ada tujuh jenis penyu yang masih bertahan, yaitu

Dari ketujuh jenis ini, hanya penyu Kemp's ridley yang tidak pernah tercatat ditemukan di perairan Indonesia.
Dari jenis-jenis tersebut, penyu belimbing adalah yang terbesar dengan ukuran panjang badan mencapai 2,75 meter dan bobot 600 - 900 kilogram. Penyu lekang adalah yang terkecil, dengan bobot sekitar 50 kilogram. Namun demikin, jenis yang paling sering ditemukan adalah penyu hijau.
Penyu, terutama penyu hijau, adalah hewan pemakan tumbuhan yang sesekali memangsa beberapa hewan kecil.

Kesenian Rodat yang Religius

Kesenian Rodat merupakan salah satu kesenian tradisi di kalangan ummat Islam. Kesenian ini berkembang seiring dengan tradisi memperingati Maulid Nabi di kalangan ummat Islam. Kesenian ini menggunakan syair atau syiiran berbahasa arab yang bersumber dari Kitab Al-Berzanji, sebuah kitab sastra yang masykur di kalangan ummat Islam. Isi dari sholawat rodat adalah bacaan sholawat yang merupakan puji-pujian terhadap Nabi Muhammad SAW.
Sesuatu yang khas dari kesenian ini ialah tarian yang mengiringi syair (yang dilagukan) dan musik rebana yang dinyanyikan secara bersama-sama (berjamaah). Tarian inilah yang disebut denganrodat”. Tarian ini ditarikan dengan leyek (menari sambil duduk).

Kesenian Dadung Awuk

Dadung Awuk adalah jenis kesenian yang termasuk dalam kategori drama tari dengan pola pementasan dan alat alat musik yang hampir sama dengan Srandul.
Ceritera yang dimainkan dalam Dadung Awuk adalah kisah dari seorang tokoh yang benama Dadung Awuk itu sendiri, yang terdiri dari beberapa serial, mulai dari masa mudanya sampai ia mengabdi ke kerajaan Demak dan bertemu dengan Jaka Tingkir.
Untuk mementaskan pertunjukan Dadung Awuk secara lengkap diperlukan pendukung sebanyak kurang lebih 30 orang yaitu 9 orang sebagai pemusik dan vokalis serta 21 orang sebagai pemain yang terdiri dari pria semua.
Peran wanita di sini akan dimainkan oleh pria.
Kostum yang dipakai dalam pertunjukan bersifat realis sesuai dengan tokoh yang diperankan, ditambah dengan make up yang realis pula.
Dalam membawakan ceritera, aktivitas pemain dilakukan dengan tarian, tetapi dialog yang diucapkan adalah realis, seperti pembicaraan sehari-hari.
Adapun alat-alat musik yang dipergunakan hampir sama dengan peralatan musik Srandul yaitu angklung, kendang dan terbang.
Pertunjukan biasanya dilakukan pada malam hari selama kira-kira 7 jam dan sebelum permainan dimulai terlebih dahulu ada pra-tontonan berupa tetabuhan.
Pentas yang dipergunakan dahulu berbentuk arena atau di pendapan, tetapi sekarang sudah banyak digunakan panggung.
Apabila pertunjukan dilakukan di arena halaman, alat penerangan yang dipergunakan biasanya berupa obor, namun bila pertunjukan dilakukan di panggung atau pendapa, alat penerangnya berupa petromak atau malah lampu listrik.

Kesenian Hadrah Kuntulan

Hadrah Kuntulan yang juga disebut kundaran, merupakan salah satu dari sekian seni tradisi yang masih bertahan hingga kini. Berbagai perubahan yang mewarnai perjalanan kuntulan menunjukan kecerdasannya dalam menghadapi setiap perubahan. Identifikasi sebagai karya seni bernuansa Arab - Islam melekat pada kesenian ini pada masa awal kemunculanya. Sperti halnya Ujrat, Tunpitujat dan pembacaan al-Barjanji dengan diiringi alat musik Gembrung yang pernah ada Banyuwangi seperti catatan seorang antropolog pada tahun 1926, John Scholte. Karena itulah pada mulanya pertunjukan seni ini di dominasi oleh laki-laki. Pertemuanya dengan kesenian asli banyuwangi seperti Gandrung, Damarwulan, dan Trengganis serta tarian lainnya merubah hadrah kuntulan menjadi kesenian yang unik dan khas.

Tidak hanya gerakan tarinya, musik dan tembang-tembang yang dibawakan pun merupakan kolaborasi unik kesenian tradisi daerah Banyuwangi dan kesenian gurun. Kehadirannya juga menambah perbendaharaan dan warna kesenian tradisional di tanah air. Persinggunganya dengan berbagai realitas sosial dan kebudayaan masyarakat banyuwangi membawa kesenian ini ke dalam dinamisasi yang khas dan sekaligus persoalan yang komplek.
Pengaruh busana penari gandrung dapat dilihat pada beberapa bagian busana penari kuntulan bersangkutan. Hanya saja ditambahkan kerudung, baju celana tertutup serta ada pengaruh Bali didalamnya. Tangan sang penari juga ditutup kaus tangan berwarna putih, dan kakinyapun tertutup kaus kaki putih. Sekarang busananya banyak mengalami modifikasi alias ubahsuai dari busana semula yang sebenarnya serba putih seperti warna bulu burung kuntul (bangau). Terkadang ada pengaruh Bali yang tercermin dari adanya untaian bunga kamboja ditelinga pemain Kuntulan ini.

Perangkat musik kuntulan sendiri sangat dipengaruhi oleh budaya sekitarnya dan tak dapat dipungkiri musik dan gerak tari Gandrung (tari rakyat setempat yang menjadi lambang Banyuwangi) juga ikut masuk. Namun irama dasarnya tetaplah sama dengan hadrah lainnya. Selain enam buah rebana sebagai alat musik utamanya (dalam kuntulan baku), ada penambahan-penambahan seperti jidor (semacam drum), beduk besar, beduk kecil, kenong, kluncing (triangle), gong, biola dan kadang keyboard (saat ini) sebagai penguat nada. Selain itu bonang Bali kadang juga dipakai dalam kesenian kuntulan ini. Serta dalam beberapa kesempatan sering ditambahkan angklung caruk sebagai pemanis, dan lagi-lagi sesuai permintaan penonton. Sedangkan irama yang digunakan menurut Rizaldi Siagian seorang pakar etnomusikologi adalah irama silang (cross rhythm) dan poly rhythm atau irama banyak sebagaimana pada gamelan Bali. Ini dimungkinkan karena letak Banyuwangi yang berdekatan dengan Bali.

Kekhasan lain dalam kesenian hadrah kuntulan atau kundaran ini ialah iramanya yang mempunyai karakter keras,agresif dan menyentak bahkan saat tampil, para pemain musiknya terlihat seolah bahu membahu menciptakan nada yang dinamis dan penuh semangat sehingga wajar kalau disebut musik cadas khas Banyuwangi bahkan sesekali kita harus menutup telinga karena saking begitu keras suaranya, ditambah para pemain jidornya yang kadang seperti kesurupan saat bermain... Lagu-lagunyapun tidak selalu Islami, namun juga banyak memasukkan lagu-lagu daerah dan kadang lagu pop yang sedang populer saat ini.

Manfaat Madu

1. Manfaat Madu untuk menagtasi kerontokan rambut
Orang yang mengalami kerontokan rambut atau kebotakan dapat memakai campuran minyak zaitun panas, 1 sendok makan madu dan 1 sendok teh bubuk kayu manis sebelum mandi. Oleskan di kepala dan diamkan selama kira-kira 15 menit setelah itu baru dibasuh. Penelitian itu juga membuktikan ramuan yang didiamkan dikepala selama 5 menit pun tetap efektif.
2. Manfaat madu untuk mengobati infeksi kandung kemih
Campurkan 2 sendok makan bubuk kayumanis dan 1 sendok teh madu ke dalam segelas air suam-suam kuku. Setelah itu diminum. Ramuan ini membunuh kuman-kuman dalam kandung kemih.
3. Manfaat madu untuk mengatsi sakit gigi
Buat campuran 1 sendok teh bubuk kayu manis dan 5 sendok teh madu.
4. Manfaat madu untuk menurunkan kolesterol
Kadar kolesterol darah dapat diturunkan dengan 2 sendok makan madu dan 3 sendok teh bubuk kayu manis yang dicampur dalam 16 ounce (16 kali 28 gram kira kira 1 pon = 454 gram) air teh. Ramuan ini dapat mengurangi kadar kolesterol dalam darah sampai 10 persen dalam 2 jam. Madu murni yang diminum sehari-hari meringankan gangguan kolesterol.
5. Manfaat madu untuk meringankan pilek
Pilek ringan dan berat dapat disembuhkan dengan 1 sendok makan madu suam-suam kuku dan ¼ sendok teh bubuk kayu manis setiap hari selama 3 hari. Ramuan ini dapat menyembuhkan hampir semua batuk dan pilek kronis serta membersihkan sinus.
6. Manfaat madu untuk masalah kemandul
Pengobatan Yunani dan Ayurveda telah menggunakan madu selama bertahun-tahun untuk memperkuat semen (air mani = sperma) para pria. Dua sendok makan madu yang diminum secara teratur sebelum tidur akan berefek menyuburkan. Wanita Jepang, Cina dan Asia Timur yang sulit hamil dan ingin memperkuat rahim, lazim mengkonsumsi bubuk kayu manis sejak berabad-abad lalu.
Wanita yang sulit hamil sebaiknya sesering mungkin mengoleskan madu dan sesendok teh bubuk kayu manis pada gusinya. Kayu manis akan bercampur dengan air ludah dan memasuki tubuh. Ada pasangan suami istri dari Maryland tidak memiliki keturunan selama 14 tahun dan nyaris putus asa. Ketika mengetahui khasiat kayu manis dan madu, mereka mengkonsumsi ramuan tersebut. Sang istri mulai mengandung dan melahirkan bayi kembar.
7. Manfaat madu untuk meyembuhkan sakit perut
Madu yang dicampur bubuk kayu manis dapat mengobati sakit perut. Juga dapat membersihkan perut, serta menyembuhkan bisul sampai ke akar-akarnya.
8. Manfaat madu untuk mengurangi kembung
Penelitian yang dilakukan di India dan Jepang menyatakan bahwa madu yang diminum bersama kayu manis dapat mengurangi gas dalam perut.
9. Manfaat madu untuk menghilangkan bau napas
Satu sendok teh madu dan bubuk kayu manis yang dicampur dalam air panas dapat membuat nafas tetap segar sehari penuh. Orang Amerika Selatan biasa meminum ramuan tersebut di pagi hari.
10. Manfaat madu untuk menyembuhkan sakit kepala sinus
Minum campuran madu dan juice jeruk dapat menyembuhkan sakit kepala karena sinus.
11. Manfaat madu untuk menghilangkan kelelahan
Studi terakhir menunjukkan bahwa kandungan gula dalam madu lebih bermanfaat daripada merugi-kan bagi tubuh. Warga usia lanjut yang mengkonsumsi madu dan bubuk kayu manis dengan ukur-an sama, terbukti lebih bugar dan fleksibel. Penelitian Dr. Milton membuktikan ½ sendok makan madu yang diminum bersama segelas air dan ditaburi bubuk kayu manis dapat meningkatkan vitali-tas tubuh dalam seminggu. Ramuan tersebut diminum setiap hari setelah menggosok gigi dan jam 3 sore pada saat vitalitas tubuh menurun.
12. Manfaat madu untuk menyembuhkan kanker
Riset terakhir di Jepang dan Australia menunjukan bahwa kanker perut dan tulang stadium lanjut dapat disembuhkan dengan madu dan kayu manis. Pasien cukup minum 1 sendok makan madu dengan 1 sendok teh bubuk kayu manis selama sebulan 3 kali sehari.
13. Manfaat madu untuk menurunkan kelebihan berat badan
Minum segelas air yang direbus bersama madu dan bubuk kayu manis setiap pagi ½ jam sebelum sarapan atau saat perut masih kosong. Bila dilakukan secara teratur dapat mengurangi berat badan, bahkan bagi orang yang sangat gemuk, minum ramuan ini secara teratur akan mencegah lemak terakumulasi dalam tubuh, meski tetap makan makanan kalori tinggi.
14. Manfaat madu untuk influenza
Ilmuwan Spanyol telah membuktikan bahwa madu berisi kandungan alami yang membunuh kuman influenza dan menyembuhkan pasien dari flu. Maka minumlah madu ketika akan flu.
15. Manfaat madu untuk mengurangi jerawat
Oleskan 3 sendok makan madu dan 1 sendok teh bubuk kayu manis pada wajah sebelum tidur. Basuh keesokan harinya dengan air hangat. Bila dilakukan rutin setiap hari selama 2 minggu, akan menyembuhkan jerawat sampai ke akar-akarnya.
16. Manfaat madu untuk meyembuhkan infeksi kulit
Ambil 1 bagian madu dan 1 bagian bubuk kayu manis, oleskan pada bagian kulit yang sakit.
17. Manfaat madu untuk mencegah penuaan
Teh yang dicampur madu dan bubuk kayu manis dan diminum tiap hari dapat mencegah penuaan. Ambil 4 sendok madu, 1 sendok bubuk kayu manis dan 3 cangkir air kemudian rebus seperti mem-buat teh. Minumlah sebanyak 4 kali sehari. Ramuan ini membuat kulit segar dan halus serta men-cegah penuaan. Harapan hidup juga bertambah
18. Manfaat madu untuk Arthritis (radang sendi / Encok)
Ambil 1 bagian madu dan 2 bagian air suam-suam kuku. Tambahkan 1 sendok teh kecil bubuk kayu manis. Campur madu, air suam-suam kuku dan bubuk kayu manis. Pijat ke bagian yang sakit secara perlahan. Rasa sakit akan berkurang dalam waktu 1-2 menit. Atau penderita arthritis dapat minum 1 cangkir air panas dengan 2 sendok madu dan 1 sendok teh kecil bubuk kayu manis setiap hari, pagi dan malam.
Bila diminum teratur, ramuan ini dapat mengobati penyakit arthritis kronis. Penelitian terakhir Copenhagen University menggunakan campuran 1 sendok makan madu dan ½ sendok teh bubuk kayu manis yang diberikan kepada pasien sebelum sarapan. Hasilnya dalam seminggu 73 dari 200 pasien yang diobati sembuh total. Kebanyakan pasien yang tidak dapat berjalan atau bergerak karena arthritis dapat berjalan tanpa rasa sakit.
19. Manfaat madu untuk meyembuhkan penyakit jantung
Oleskan madu dan bubuk kayu manis pada roti pada waktu sarapan setiap harinya. Madu dan kayu manis mengurangi kolesterol dalam pembuluh arteri, dan mengurangi resiko serangan jantung. Orang yang sudah terkena serangan jantung bila mengkonsumsi madu dan kayu manis setiap hari dapat terhindar dari serangan jantung kedua.
Konsumsi madu dan kayu manis secara teratur dapat memperlancar pernapasan dan memperkuat detak jantung. Panti Wredha (jompo) di Amerika dan Kanada, berhasil mengobati penghuninya yang memiliki gangguan pembuluh darah karena tersumbat, dan berkurang fleksibilitasnya karena usia, dengan ramuan tersebut.

Wilhelm Contrad Rontgen

Wilhelm Conrad Röntgen (27 Maret 184510 Februari 1923) ialah fisikawan Jerman yang merupakan penerima pertama Penghargaan Nobel dalam Fisika, pada tahun 1901, untuk penemuannya pada sinar-X, yang menandai dimulainya zaman fisika modern dan merevolusi kedokteran diagnostik.
Rontgen belajar di ETH Zurich dan kemudian guru besar fisika di Universitas Strasbourg (1876-79), Giessen (1879-88), Wurzburg (1888-1900), dan Munich (1900-20). Penelitiannya juga termasuk karya pada elastisitas, gerak pipa rambut pada fluida, panas gas tertentu, konduksi panas pada kristal, penyerapan panas oleh gas, dan piezoelektrisitas.
Pada 1895, saat mengadakan percobaan dengan aliran arus listrik dan tabung gelas yang dikosongkan sebagian (tabung sinar katode), Rontgen mengamati bahwa potongan barium platinosianida yang berdekatan melepaskan sinar saat tabung itu dioperasikan. Ia merumuskan teori bahwa saat sinar katode (elektron) menembus dinding gelas tabung, beberapa radiasi yang tak diketahui terbentuk yang melintasi ruangan, menembus bahan kimia, dan menyebabkan fluoresensi. Pengamatan lebih lanjut mengungkapkan bahwa kertas, kayu, dan aluminum, di antara bahan lain, transparan pada bentuk baru radiasi ini. Ia menemukan bahwa itu mempengaruhi plat fotografi, dan, sejak tidak secara nyata menunjukkan beberapa sifat cahaya, seperti refleksi atau refraksi, secara salah ia berpikir bahwa sinar itu tak berhubungan pada cahaya. Dalam pandangan pada sifat tak pasti itu, ia menyebut fenomena radiasi X, walau juga dikenal sebagai radiasi Rontgen. Ia mengambil fotografi sinar-X pertama, dari bagian dalam obyek logam dan tulang tangan istrinya.

Gunungan Ciri Khas Upacara Garebeg

Upacara Garebeg di Kasultanan Yogyakarta diselenggarakan 3 kali dalam satu tahun pada bulan Syawal, bulan Besar dan bulan Maulud dalam penanggalan Jawa, bertepatan dengan hari-hari besar Islam. Upacara Garebeg Maulud yang diselenggarakan setiap tanggal 12 bulan Maulud – yang bertepatan dengan bulan Rabi’ul Awal dalam penanggalan Islam, merupakan puncak perayaan Sekaten yang diselenggarakan di Keraton Kasultanan Yogyakarta untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad Salallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Ciri khas upacara Gerebeg ditandai dengan ditampilkannya hajad dalem atau sedekah berupa sesajian berbentuk tumpeng besar yang terbuat dari aneka bahan makanan, seperti beras ketan, telur, bebuahan serta sayur-sayuran. Karena bentuknya yang menyerupai gunung, sesajian ini kemudian diberi nama Gunungan, yang melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan Kasultanan dan rakyat Yogyakarta.   
Sedekah Gunungan merupakan salah satu wujud sesajian selamatan yang secara khusus dibuat untuk disajikan dalam wilujengan nagari atau selamatan negara yang menjadi hajad utama dalam penyelenggaraan setiap Upacara Garebeg Maulud. Biasanya, terdapat 6 macam Gunungan, yaitu : Gunungan Lanang, Gunungan Wadon, Gunungan Gepak, Gunungan Pawuhan dan Gunungan Dharat yang selalu disajikan dalam setiap Garebeg Maulud, serta Gunungan Kutug yang hanya disajikan setiap 8 tahun sekali pada Garebeg Maulud tahun Dal.
Gunungan yang selalu ditampilkan dalam Upacara Garebeg, merupakan salah satu bentuk ungkapan khas Jawa berkaitan dengan simbolisasi kesuburan, kultur agraris berikut sifat-sifat magisnya. Pada jaman dahulu, Gunungan yang dibuat dalam Garebeg Maulud bisa mencapai 30 buah, yang terdiri dari 10 Gunungan Lanang, 4 buah Gunungan Wadon, 4 buah Gunungan Pawuhan, 4 buah Gunungan Dharat, dan 8 buah Gunungan Gepak. Untuk itu, Keraton membuat sepasang bangunan yang disebut Panti Pareden di Halaman Kemagangan, yang secara khusus dipergunakan untuk membuat Gunungan.
Proses pembuatan Gunungan diawali dengan Upacara Tumplak Wajik di Panti Pareden Halaman Kemagangan yang diselenggarakan 2 hari menjelang dilaksanakannya Garebeg Maulud, pada sore hari selepas Sholat Ashar. Upacara yang disertai dengan persembahan aneka sesajian ini merupakan bentuk upacara selamatan untuk menolak berbagai kemungkinan gangguan selama berlangsungnya proses pembuatan Gunungan.
Pada jaman dahulu, upacara ini harus disaksikan oleh salah seorang pembesar atau Pengageng Keraton yang menjadi utusan Sultan. Para abdi dalem Keraton yang khusus bertugas dalam pembuatan Gunungan pun harus dalam keadaan suci dan mematuhi berbagai pantangan, termasuk kewajiban untuk melakukan puasa dan sejumlah ritual tertentu terlebih dahulu. Seiring dengan perkembangan jaman, sejumlah tradisi ritual tampaknya semakin disederhanakan, sebagaimana jumlah Gunungan yang tidak lagi sebanyak pada masa lalu.
Upacara Tumplak Wajik diutamakan pada pembuatan Gunungan Wadon yang menjadi simbol kesuburan dalam proses penciptaan. Untuk itu dipersembahkan aneka rupa sesajian yang berkaitan dengan kosmetika tradisional seperti cermin, sisir, bedak boreh atau lulur, sirih, serta kain mori dan semekan atau kain penutup dada. Sementara sebagai penjaga keselamatan, disajikan sebuah kain dengan motif kuno bernama Bangun Tulak, yang dipercaya memiliki kekuatan magis untuk menolak bala.
Upacara Tumplak Wajik selalu disertai dengan iringan musik kothekan atau gejogan, berupa bebunyian yang ditimbulkan dengan cara memukul atau menabuh lesung alu penumbuk padi, kenthongan, serta berbagai piranti yang terbuat dari kayu. Tetabuhan ini memiliki lagu dan irama khas tertentu seperti Gendhing Lompong Keli, Tundhung Setan dan Owal-awil, yang memiliki mak-na magis sebagai penolak bala.
Meski dalam satu tahun, Keraton menyelenggarakan tiga kali upacara Garebeg, namun Upacara Tumplak Wajik ini hanya diselenggarakan 2 kali, pada bulan Besar dan bulan Maulud saja.
Setelah Upacara Tumplak Wajik selesai, proses pembuatan Gunungan dilanjutkan selama 2 hari hingga malam menjelang dilaksanakannya Upacara Garebeg Maulud.
Sejumlah tradisi ritual semakin disederhanakan dan prosesi pembuatan Gunungan barangkali tidak lagi sekhidmat jaman dahulu. Namun antusiasme dan harapan masyarakat untuk memperoleh berkah dari Gunungan tetap saja ada, termasuk pada saat proses pembuatannya.

Upacara Tedhak Siten Masyarakat Jawa

Salah satu upacara adat jawa yang masih dilakukan oleh sebagian masyarakat Jawa adalah Tedhak Siten. Arti dari tedhak siten itu sendiri adalah turun ke tanah. Pelaku dari upacara tedhak siten ini adalah balita yang baru mulai berjalan, lepas dari buaian orang tuanya.
Tidak ada aturan formal yang mengatur tentang kegiatan ini. Sehingga tidak ada kewajiban bagi para orang tua yang memiliki anak balita untuk menyelenggarakannya. Sebab, kegiatan ini hanya salah satu bagian dari macam-macam upacara adat jawa yang mulai memudar.
Sehingga bagi mereka yang tidak mengadakan upacara adat jawa ini, tidak ada sanksi apapun. Baik itu sanksi sosial maupun sanksi agama. Dan bagi mereka yang masih meneruskan budaya ini pun, tidak perlu dikaitkan dengan kegiatan klenik ataupun mistis tertentu. Karena memang acara tedhak siten ini hanyalah untuk melestarikan budaya jawa.
Makna Tedhak Siten
Dalam sejarahnya, pelaksanaan tedhak siten ini memiliki beberapa makna. Di jaman masyarakat jawa kuno kehidupan masyarakat belum mengenal istilah baby sitter. Sehingga bagi mereka yang memiliki anak balita, pengasuhannya sepenuhnya berada di bawah pengawasan orang tua.
Namun tentu tidak selamanya orang tua bisa mengawasi anaknya selama 24 jam. Apalagi bila sang anak sudah mulai bisa belajar berjalan. Untuk itu pengawasan dari lingkungan atas nama kerukunan bertetangga menjadi andalan untuk saling membantu menjaga dan mengawasi seorang anak.
Upacara tedhak siten merupakan sebuah simbol yang berisi pemberitahuan kepada masyarakat di sekitar tempat tinggal seseorang. Bahwa anak balita yang mereka miliki, pada saat tersebut sudah berada dalam proses untuk belajar berjalan.
Dengan demikian, bagi siapa saja yang bertemu sang anak di jalan, diminta untuk turut menjaga si anak atau pun mengawasi anak tersebut. Hal ini demi keselamatan sang anak ketika pada suatu ketika terlihat berjalan sendirian tanpa ada pengawasan dari orang tua yang mungkin sedang sibuk beraktivitas.
Perlengkapan upacara
Perlengkapan yang sering digunakan dalam upacara tedhak siten antara lain
  1. Kurungan ayam. Hal ini digunakan sebagai simbol bahwa si balita saat ini sudah bisa keluar dari gendongan orang tua dan bebas untuk melangkah ke mana saja yang dia mau.
  2. Bunga tujuh rupa. Maknanya bahwa ketika sang anak sudah berhasil berjalan sendiri, dia akan membawa keharuman bagi orang tua, diri sendiri dan lingkungannya.
  3. Telur. Nantinya telur ini akan diinjak sang anak, yang bermakna bahwa dunia yang disimbolkan dengan telur pun harus bisa ditaklukkan oleh sang anak. Juga berarti dengan berhasil memecahkan telur, sebagai pertanda bahwa kaki sang anak sudah memiliki kekuatan untuk melangkah sendiri dan menyangga tubuhnya.
  4. Jajanan Pasar. Makna dari jajanan pasar yang nantinya akan dibagi-bagikan pada semua orang yang datang pada upacara tedhak siten tersebut adalah bahwa anak diharapkan mampu bermanfaat bagi lingkungannya. Bukan justru sebaliknya hanya menjadi benalu bagi lingkungannya.

Kesenian Kubra Siswa Budaya Indonesia

Kubrosiswo merupakan kesenian tradisional berlatar belakang penyebaran Agama Islam di Pulau Jawa. Kubro berarti besar dan siswo berarti siswa atau murid, mengandung arti murid – murid Tuhan yang diimplementasikan dalam pertunjukan yang selalu menjunjung kebesaran Tuhan. Kubro sisiwo merupakan singkatan dari Kesenian Ubahing Badan Lan Rogo (kesenian mengenai gerak badan dan jiwa), sarana untuk mengingatkan umat islam dan manusia pada umumnya agar menyelaraskan kehidupan dunia dan akhirat.
Termasuk salah satu jenis kesenian tradisional khas Magelang. Konon, berasal dari daerah sekitar candi Mendut. Sejak tahun 1965 kesenian ini sudah ada di daerah Borobudur dan sekitarnya. Kapan dan dimana tepatnya diciptakan belum ada keterangan yang pasti.
Kubrosiswo juga sering dikaitkan dengan Ki Garang Serang, prajurit Pangeran Diponegoro yang mengembara di daerah Pegunungan Menoreh untuk menyebarkan Agama Islam. Dalam pengembaraannya, beliau memasuki hutan lebat yang masih banyak di huni oleh binatang buas. Ketika hutan itu dibakar, terjadilah pertentangan antara Ki Garang Serang dengan sekelompok binatang buas. Tetapi karena kesaktiannya, maka para binatang buas dapat tunduk dan mengikuti perintah beliau.
Selain menyebarkan Agama Islam, beliau juga berjuang mengusir penjajah. Tidak heran jika irama gerak dalam kubrosiswo bercirikan tarian prajurit yang ritmis dan padu dengan musik yang menggugah semangat. “roh” Kubro Siswo yang bersifat spiritual, enerjik dan genit.
Kesenian ini umumnya dipentaskan pada malam hari dengan durasi kurang lebih 5 jam dan ditampilkan secara massal, dengan musik pengiring mirip dengan lagu perjuangan dan qasidah, tetapi liriknya telah diubah sesuai misi Islam. Kesenian ini diiringi dengan bende, 3 buah dodok dan jedor. Dandanan mereka seperti tentara pada jaman keraton, tapi dari pinggang kebawah memakai dandanan ala pemain bola tak lupa ada “kapten” yang memakai peluit. Selain memadukan antara tari-tarian dan lagu serta musik tradisional, terdapat juga atraksi-atraksi yang menakjubkan. Diantaranya mengupas kelapa dengan gigi, naik tangga yang anak tangganya terdiri dari beberapa berang (istilah jawa bendho) dan yang lebih menariknya lagi beberapa penarinya ada yang kesurupan (ndadi, trance) atau kemasukan roh.
Adegan kesurupan ini merupakan penggambaran peperangan si Ki Ageng Serang dengan binatang –binatang buas perbukitan Menoreh, bedanya si binatang digantikan oleh pemain berbaju singa atau kerbau (kewanan). Seiring lecutan pecut dan bau kemenyan maka, menarilah binatang – binatang tersebut. Mereka akan unjuk kesurupannya dengan cara yang macam- macam. pemain yang kesurupan ada kecenderungan untuk mendekati jedor atau alat musik lain yang ramai dibunyikan saat itu.
Di akhir acara pawang akan memaksa para binatang untuk mendekati sebuah gentong, yang ternyata berguna untuk melepas roh asing yang menempel pada tubuh si penari. Ketika tubuh si penari berhasil dipaksa mendekati gentong dan doa pun di panjatkan, maka ia akan terkulai lemas. Ketika semua penari berhasil disembuhkan maka selesailah acara tersebut.
Dalam lagu yang dinyanyikan itu, terdapat beberapa pesan-pesan dakwah. Pesan yang diharapkan mampu mempengaruhi segi kognitif para penontonnya, terutama dalam hal pengetahuan keagamaan.

A Dying Child

I think this should be called the living child.
Mother, I'm so tired, I want to sleep now;
let me fall asleep and feel you near
Please don't cry-there now, you'll promise, won't you?
On my face I felt your burning tear,
Here's so cold and winds outside are frightening,
but in dreams-ah that's what I like best;
I can see the darling angel children
when I shut my sleepy eyes to rest.
Mother, look, the angel 's here beside me!
Listen, too, how sweet the music grows.
See, his wings are both white and lovely;
surely it was God who gave him those.
Green and red and yellow floating round me,
they are flowers the angel came to spread.
Shall I, too, have wings while I'm alive, or-
Mother, is it only when I'm dead?
Why do you take hold of me so tightly,
put your cheek to mine the way you do?
And your cheek is wet, but yet it's burning-Mother
I shall always be with you...
Yes, but then you mustn't go on sighing;
when you cry I cry as well you see.
I'm so tired-my eyes they want stay open-
Mother-look-the Angel's kissing me.

Angler Selamatan Jelang Tanam Padi

Angler, salah satu upacara ritual tradisi para petani setelah mengolah sawah dan siap ditanami (sawah sudah menjadi ler-leran)dengan uba rampe sego gudangan, buah pisang, air kendi yang dibagi-bagikan kepada anak-anak peserta upacara, sebagian diletakkan di sawah. Bentuk ungkapan rasa terimakasih dan doa supaya diberi keselamatan sehingga bisa panen. Di Blog Angler kita menebar benih harapan agar bisa menuai kebaikan.
ANGLER(e, dibaca seperti e dalam kata eksport), adalah upacara slametan yang dilakukan para petani setelah sawah usai diolah dan siap ditanami padi. Sawah sudah menjadi ler-leran, benih padi sudah didaud(dicabut dari persemaian) dan dibanjarkan (ditata) di sawah.Galengan (pematang) sudah rapi, tulakan (pintu masuk air ke sawah) sudah dibuka.
Pak tani siap istirahat setelah menyiapkan lahan, sementara simbok tani siap bekerja melanjutkan tugas tandur (menanam bibit tanaman). Saat bibit siap ditancapkan ke tanah inilah petani pemilik sawah mengadakan upacara selamatan ’angler’.
Ubarampe berupa nasi liwet, sayur sengek dari buah pepaya muda,  tahu dan tempe, jenang bluwok, pisang, ingkung ayam di bawa ke sawah, diletakkan di tulakan. Kemudian petani memanjatkan do’a, menghaturkan terimakasih dan menyerahkan nasib tanaman padi kepada Yang Kuasa untuk dilindungi hingga musim panen tiba.
Usai memanjatkan do’a,  se irus jenang bluwok di tanam di empat sudah sawah, sebuah pisang, secenthong nasi dan seirus sayur serta selembar daging ingkung di buang ke sawah. Setelah memberi srana (sarana) untuk sawah, selanjutnya makanan tadi dibagi-bagikan kepada peserta angler.
Upacara selamatan angler berisi ajaran hidup yang sangat luar biasa. Sebelum meminta, kita diajarkan untuk memberi dahulu. Kemudian berserah diri pada Yang Maha Kuasa sembari berusaha. Suatu ajaran hidup agar manusia tidak kemrungsung dan tidak dihantui kecemasan ketika mengharapkan hasil dari sebuah usaha. Suatu model manajemen yang lebih mengedepankan aspek spiritual. Wajar lah bila petani memiliki usia harapan hidup lebih panjang ketimbang para penganut manajemen modern. Wajar lah bila petani bisa hidup ayem tentrem karena berada dalam lingkungan berbudaya agung.

Tips Merawat Gigi Secara Alami

Tips Merawat Gigi Secara Alami

Senyum :) indah pastinya dilengkapi dengan gigi yang sehat. Untuk gigi putih dan sehat, simak dulu tips berikut. Pada dasarnya, warna gigi kita yang sesungguhnya adalah putih. Namun dengan banyaknya zat-zat makanan yang melewati gigi juga oleh faktor usia, sehingga warna gigi tak bisa bertahan putih selamanya. Itulah yang semestinya kita jaga. Jika Anda bermasalah dengan tampilan gigi, jangan khawatir karena sekarang ada banyak cara untuk mengobati dan mengatasinya. Kita simak saja bersama.
1. Rawatlah sebelum terlanjur menjadi rusak. Gunakan sedotan jika Anda minum kopi, teh, minuman bersoda dan juga anggur merah. Dengan demikian, minuman tak mengenai gigi secara langsung. Minuman-minuman tersebut biasanya menjadi penyebab kerusakan gigi yang sangat kuat.
2. Perbanyak mengkonsumsi makanan yang berperan sebagai pemutih gigi alami. Contohnya buah dan sayuran. Bahan-bahan alami yang cukup efektif untuk membersihkan gigi di antaranya apel, wortel dan seledri.
3. Strawberry adalah buah pemutih gigi yang sangat spesial. Caranya mudah. Hancurkan saja strawberry kemudian tempelkan pada seluruh gigi Anda dengan menggunakan jari. Diamkan selama satu sampai dua menit. Setelah itu gosoklah gigi dengan menyeluruh sampai bersih.
4. Sejumlah zat bisa melekat di gigi Anda dengan mudah. Oleh karena itu Anda harus mecegah terbentuknya noda gigi atau plak. Gunakan brokoli, daun selada atau bayam untuk mencegahnya. Sayur-sayuran itu terbukti sangat manjur untuk urusan mencegah noda gigi.
5. Gunakan pasta gigi yang berperan sebagai pemutih. Biasanya model pasta gigi seperti ini banyak dijual di pasaran. Namun tentunya butuh waktu yang cukup lama dan perlakuan yang sangat intensif untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Sekarang sebagian besar pasta gigi telah menggunakan enzim dan formula kimia sehingga Anda tak perlu ragu untuk mengkonsumsi pasta gigi berpemutih.
6. Cara mudah dan sederhana untuk merawat gigi tetap putih adalah menggosok gigi tiga kali sehari dan setiap selesai makan. Namun hati-hati dalam menyikat gigi. Jangan terlalu keras karena itu malah bisa membuat gigi abrasi dan rusak. Lebih bagusnya gunakan sikat gigi elektrik dan atur waktu menyikat gigi selama dua menit.
7. Yang termudah dan tercepat namun membutuhkan biaya lebih adalah dengan cara bleacbing atau pemutihan. Model perawatan gigi semacam ini banyak tersedia di klinik gigi dan klinik kecantikan. Perawatan semacam ini bisa bertahan selama dua hingga tiga tahun. Tapi tetap saja setelah di bleaching, Anda harus menjaga makanan dan minuman yang dikonsumsi.
Ingin punya gigi, sehat dan putih juga kan? Tunggu apalagi. Senyum indah Anda telah menanti.

Manfaat Daun Dadap






Kandungan dan Manfaat : Daun dadap serep mengandung zat alkaloida yang sifatnya mendinginkan dan antiradang. Kulit kayunya berkhasiat mengencerkan dahak.







Kegunaan :
1. Demam
Kulit dan cabang muda dadap serep diremas, sedikit adas dan pulosari diseduh dengan 1 gelas air. Minum ramuan ini 2x sehari.










2. Demam nifas
Beberapa helai daun muda dadap serep ditumbuk, lalu borehkan ke perut. Lakukan ini 2x sehari.
3. Bengkak
Beberapa helai daun dadap serep ditumbuk, lalu borehkan ke bagian yang bengkak. Lakukan sesering mungkin.
4. Melancarkan ASI
Beberapa helai daun dadap serep diremas. Lalu diseduh dengan 1 gelas air. Minum ramuan ini 1x sehari
5. Sakit Kepala
Beberapa helai daun dadap serep diremas, lalu diborehkan ke dahi
6. Mencegah Keguguran
Beberapa helai daun dadap serep ditumbuk, lalu diborehkan tebal-tebal pada perut. Ganti ramuan ini 3x sehari.
7. Perut Mulas
Cara I : Daun dadap serep dilayukan di atas api, taruh di atas perut.
Cara II : Beberapa helai daun dadap serep, beberapa lembar daun sosor bebek ditumbuk sambil diberi sedikit air.

Hukum Pewarisan Mendel

Hukum Mendel merupakan hukum hereditas yang menjelaskan tentang prinsip-prinsip penurunan sifat pada organisme. Sebelum menjadi suatu hukum, banyak ahli biologi yang belum mengakui pendapat atau teori mendel tentang hereditas.

Pada tahun 1865, Mendel menulis sebuah makalah berjudul "Experiment in Plant Hybridization". Makalah tersebut berisi hasil percobaan persilangan-persilangan tanaman serta hipotesis mendel tentang pewarisan material genetik dari induk (tertua) kepada anaknya. Berdasarkan percobaan Mendel tersebut, lahirlah konsep genetika tentang adanya faktor yang menentukan sifat organisme.

Konsep Mendel belum dapat diterima oleh para ahli biologi pada waktu itu, hingga muncul penemuan kromosom secara mikroskopik yang mendukung teori Mendel.

Pada tahun 1900, beberapa ahli mengemukakan pendapatnya tentang Teori Mendel secara terpisah. Mereka adalah Von Tscermak, de Vries, dan Corren. Hasilnya, para ahli Biologi mulai mengakui kebenaran Teori Mendel bahwa terdapat faktor penentu sifat-sifat organisme yang diwariskan dari satu generasi ke generasi lainnya